MENANGKAL GEJALA DAN FENOMENA AKHIR ZAMAN
Filipi 2:12-18
oleh Nasokhili Giawa
Introduksi
Salah satu kata kunci rasul Paulus ketika
ia mengidentifikasi tanda-tanda akhir zaman adalah terjadinya kebengkokan hati
manusia. Dalam Filipi 2 ayat 15 merupakan satu-satunya kata di dalam Perjanjian
Baru yang menggunakan kata bengkok ini.
Kemungkinan besar, rasul Paulus menggunakan istilah yang dipakai di
dalam Kitab Ulangan yang juga menjelaskan tentang angkatan (generasi) yang
bengkok hati. Bagaimana tidak disebut bengkok? Semua yang dipandang baik,
benar, lurus, suci, dll. justru yang muncul adalah kebalikannya. Tentu hal ini
merupakan antitesis dari apa yang dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di
Filipi yang menyatakan, “semua yang baik, benar, yang adil, yang suci, yang patut
dipuji, dst. pikirkan dan lakukanlah itu” (Filipi 4:8).
Fakta ‘bengkok’ akhir zaman semakin jelas
dan semakin terang. Dulu, kalau orang berbuat salah, akan merasa bersalah, akan
merasa malu, dan akan merasa berdosa. Sekarang,
orang yang berbuat salah malah bangga atas kesalahannya. Orang berbuat dosa,
justru ia bangga akan dosanya. Inilah
yang dikatakan oleh rasul Paulus dengan istilah ‘bengkok.’ Kata bengkok dalam
bahasa asli disebut “σκολιᾶς” yang dapat diartikan secara
figuratif adalah “crooked, unscrupulous, dishonest “
(bengkok, jahat, atau tidak jujur). Kondisi
inilah yang sedang terjadi pada angkatan akhir zaman ini. Karena itu, bagaimana
menangkal gejala dan fenomena akhir zaman?
I. Mengerjakan Keselamatan Secara Bersinambung
(ay. 12)
Mengerjakan keselamatan bukan berarti mengupayakan agar bisa
selamat melalui perbuatan. Tetapi, mengerjakan keselamatan adalah respons kita
terhadap keselamatan yang dikerjakan secara tuntas oleh Tuhan Yesus Kristus kepada
kita, umat-Nya. Pertanggungjawaban dan respons terhadap karya Tuhan inilah yang
merupakan bagian yang mesti dikerjakan. Dalam konteks firman Tuhan ini, kita
dituntut untuk:
a. Hidup
dalam ketaatan penuh secara terus-menerus.
b. Hidup
dalam takut dan gentar kepada Tuhan.
c. Hidup
dalam kesetiaan (tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan).
II. Membuat Perbedaan dalam Perspektif Allah (ay.
15)
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah menciptakan kita dengan
keunikan dan berbeda dari ciptaan lainnya. Allah menciptakan dan mendesain
hidup kita sesuai dengan gambar dan rupa diri-Nya. Keunikan dan perbedaan
inilah yang juga Tuhan ingatkan kepada kita melalui firman-Nya hari ini. Membuat perbedaan tidak berarti membuat
keanehan dengan melawan kodrat, melawan hukum, dsb. Tetapi membuat perbedaan
adalah dengan menyatakan ‘perang’ terhadap pengaruh dan godaan zaman (angkatan)
yang sedang bengkok saat ini dengan mendasarkannya pada firman Allah. Karena
itu, melalui firman Allah ini, Allah menghendaki agar kita membuat perbedaan
dalam hal:
a. Tidak
beraib, tidak bernoda, dan tidak bercela.
b. Memancarkan
cahaya kemuliaan (ingat GMT yang baru saja kita saksikan -- yang memancarkan cahaya
seperti cincin berlian dengan segala keindahannya).
c. Berpegang
dan bermegah pada firman kehidupan sampai akhirnya Tuhan menemukan kita setia
ketika kita berjumpa dengan Dia kelak dalam kemuliaan-Nya.
d. Rela
berkorban untuk tujuan yang bernilai kekal.
Konklusi
Kita sedang berada di akhir zaman dan kita mesti menangkal
semua penghancur-penghancur hidup dan kehidupan umat Tuhan.
Penghancur-penghancur itu masuk melalui angkatan (Yun: geneas/pemuda). Bagaimana menangkalnya? Pertama, mengerjakan keselamatan secara bersinambung; Kedua, membuat perbedaan dalam perspektif
Allah. Perbedaan inilah yang mesti kita gumuli bersama Tuhan sehingga kita
dapat mencapai kemenangan abadi. Amin.amatan secara bersinambung; Kedua, membuat perbedaan dalam perspektif
Allah. Perbedaan inilah yang mesti kita gumuli bersama Tuhan sehingga kita
dapat mencapai kemenangan abadi. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar